26 July 2009

Dua Bata


Seorang biksu muda ingin membuat sendiri kuil di desanya. Dia menyadari pengalamannya yg masih minim, dia menyadari kemampuannya yg pas-pasan. Oleh sebab itu dia tidak mau sembrono. Dia kerahkan seluruh kemampuannya. Bata demi bata dia susun dengan hati-hati dan secermat mungkin. Akhirnya wuihhhh...selesai sudah. Sebuah kuil kecil berdiri di desanya.

Keesokan harinya dia mulai sibuk mengisi dan menata ruangan kuil dengan berbagai peralatan peribadatan. Sampai akhirnya tidak terasa seminggu sudah berselang.

Hari ini tiba. Hari pertama kuil dibuka untuk umum. Tapi ada yang menyita perhatiannya. Ada 2 bata yg tersusun mencong. Tidak rata. Berkali2 dia berusaha mengabaikannya. Pikirannya sungguh terganggu oleh 2 bata itu . Dia merasakan "kejelekan" karyanya. Namun situasi tidak memungkinkan untuk merapikannya. Apalagi secara struktur, letak 2 bata ini tidak mudah dihilangkan begitu saja dengan membongkarnya.

Dia hanya bisa kesal. 2 bata itu membuatnya merasa gagal dan kehilangan kebanggaan atas jerih payahnya. Setiap kali dia kunjungi kuil ini yang nampak dimatanya hanya 2 bata yg mencong !

Hari demi hari orang-orang makin banyak yang berdatangan ke kuil kecil itu. Orang-orang itu merasa nyaman bahkan sangat mengagumi keindahan kuil itu. Pendeta muda mulai terusik dan keheranan oleh membanjirnya pengunjung. Sebab diantara mereka bahkan berasal dari luar desanya. Akhirnya dia mencoba menemui salah seorang untuk bertanya " apa yang membuatmu sering datang ke kuil ini?". Orang dari luar desa itu menjawab "kuil ini sangat indah !!"

Indah? sungguh sulit dimengerti. "Apakah anda tidak melihat 2 bata yg mencong itu??". "Saya tidak melihatnya, bahkan memikirkan yang dua itupun tidak" jawab pengunjung itu dengan hidmat. "Saya hanya melihat 998 bata lainnya yang sangat rapi tersusun membentuk kuil yang sangat indah ini".

Pemuda ini tersadar. Bahwa dia tidak gagal! Dia selama ini hanya salah mengarahkan pandangan. Ya. Salah mengarahkan pandangan saja!

Cerita di atas menarik untuk kita renungkan bersama. Kalo jujur, kita pasti mengakui, bahwa kita semua punya "2 bata jelek" dalam diri ini. Bahkan semua orang yang selama ini kita anggap idolapun juga memiliki "2 bata mencong" itu.

Kehidupan ini begitu indah untuk di nikmati. Menemukan keindahan itu sederhana saja : arahkan pandangan kita ke 998 bata lain dalam diri kita dan yang ada di orang-orang sekitar kita! Sungguh....indah sekali!

(cerita ini saya kembangkan dari tulisan Ajhn Brahm dalam bukunya " Cacing dan kotoran kesayangannya")

5 comments:

  1. nice posting... lg blog walking..

    ReplyDelete
  2. Siapa yg gak punya 2 bata...Michael Jackson? Ariel Peterpan? Soekarno? Ahhh semua punya ! Asiik aja !

    ReplyDelete
  3. Anonymous6:24 AM

    iya...
    termasuk saya, karena terlalu mencintaimu..memujamu..rasa"nya bukan hanya 2 bata yang saya miliki...

    ReplyDelete
  4. apa mungkin 2 bata itu ditempat saya terlihat seperti lebih dari 50%? Padahal mungkin cuma di bawah 1%? atau memang 50%? Good Post!

    ReplyDelete
  5. Berapa persenpun jangan hirau. Kenapa? Sebab "bata" kita diciptakan oleh Sang Maha Sempurna. Subhanallah......Tx God

    ReplyDelete

 

VISI

Bila kita percaya dunia ini tempat mampir semata maka yakinlah bahwa bekal kita kesana hanya ketaqwaan.

Ketaqwaan adalah karakter manusia unggul , orang yang mempersembahkan sumberdaya terbaiknya bagi kebahagian, keselarasan dan kemaslahatan umat manusia dan alam sekitarnya.